Unknown
 RESUME SOSIOLOGI KOMUNIKASI MASSA
SELASA, 15 APRIL 2014
TEORI AGENDA SETTING, TEORI KULTIVASI
DAN SPIRAL OF SILENCE
Oleh: Atang Fauzi (1112051000005)
1.       PERSPEKTIF AGENDA SETTING
Teori Agenda Setting diperkerkenalkan oleh Maxwell McCombs dan Donald L. Shaw dalam tulisan mereka yang berjudul “The Agenda Setting Function of Mass Media” yang telah diterbitkan dalam Public Opinion Quarterly pada tahun 1972. Menurut kedua pakar ini jika media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting (Effendy, 2003:287)
Dengan teknik pemilihan dan penonjolan, media memberikan petunjuk tentang mana issue yang lebih penting. Karena itu, model agenda setting mengasumsikan adanya hubungan positif antara penilaian yang diberikan media kepada suatu persoalan dengan perhatian yang diberikan khalayak kepada persoalan itu. Singkatnya apa yang dianggap penting oleh media, akan dianggap penting pula oleh masyarakat. Begitu juga sebaliknya apa yang dilupakan media, akan luput juga dari perhatian masyarakat.

A.      AGENDA MEDIA
1)    Visibility (visibilitas) yakni jumlah dan tingkat menonjolnya berita
2)    Audience salience (tingkat menonjolnya bagi khalayak) yakni relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak
3)    Valence (Valensi) yakni menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa
B.      AGENDA KHALAYAK
1)    Familiarity (keakraban) yakni derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu
2)    Personal Salience (penonjolan pribadi) yakni relevensi kepentingan dengan ciri pribadi
3)    Favorability (Kesenangan) yakni pertimbangan senang atau tidak senang akan topik berita
C.      POLICY AGENDA
1)    Support (dukungan) yakni kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita tertentu
2)    Likelihood of action (kemungkinan kegiatan) kemungkinan melaksanakan apa yang diibaratkan
3)    Freedom of action (kebebasan bertindak) yakni nilai kegiatan yang mungkin dilakukan.

2.       TEORI KULTIVASI
Teori kultivasi (cultivation theory) pertama kali dikenalkan oleh Professor George Gerbner, Dekan emiritus dari Annenberg School for Communication di Universitas Pensylvania. Dimana Gerbner dan koleganya di Annenberg School for Communication ingin mengetahui dunia nyata seperti apa yang dibayangkan dan dipersepsikan penonton televisi. Tradisi pengaruh media dalam jangka waktu panjang dan efek yang tidak langsung menjadi kajiannya. Argumentasi awalnya adalah, “televisi telah menjadi anggota keluarga yang penting, anggota yang bercerita paling banyak dan paling sering” (Severin, 2001: 268)

Dengan kata lain, ia ingin mengetahui dunia nyata seperti apa yang dibayangkan, dipersepsikan oleh penonton televisi itu?. Bisa juga dikatakan bahwa penelitian kultivasi yang dilakukannya lebih menekankan pada “dampak”. Menurut teori kultivasi ini, televisi menjadi media atau alat utama dimana para penonton televisi itu belajar tentang masyarakat dan kultur dilingkungannya. Dengan kata lain, persepsi apa yang terbangun di benak Anda tentang masyarakat dan budaya sangat ditentukan oleh televisi. Ini artinya, melalui kontak Anda dengan televisi Anda belajar tentang dunia, orang-orangnya, nilai-nilainya serta adat kebiasannya.

5 ASUMSI (Gerbner)

1.       TV secara esensial dan fundamental berbeda dari bentuk media massa lainnya
2.       The central cultural arm karena menjadi sumber sajian hiburan dan informasi
3.       Persepsi seseorang akibat televisi memunculkan sikap dan opini yang spesifik tentang fakta kehidupan
4.       Fungsi utama televisi adalah untuk medium sosialisasi dan enkulturasi
5.       Observasi, pengukuran, dan kontribusi televisi kepada budaya relatif kecil, namun demikian dampaknya signifikan.
3.       SPIRAL OF SILENCE
Elizabeth Noelle-Neumann (seorang professor emeritus penelitian komunikasi dari Institute fur Publiziztik Jerman) adalah orang yang memperkenalkan teori spiral keheningan/kesunyian ini. Teori ini diperkenalkan melalui tulisannya yang berjudul The Spiral of Silence. Secara ringkas teori ini ingin menjawab pertanyaan, mengapa orang-orang dari kelompok minoritas sering merasa perlu untuk menyembunyikan pendapat dan pandangannya ketika berada dalam kelompok mayoritas? Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa seseorang sering merasa perlu menyembunyikan “sesuatu”-nya ketika berada dalam kelompok mayoritas.
ASUMSI DASAR TEORI
Tesis teori ini bersandar pada dua asumsi. Pertama, bahwa orang mengetahui mana opini yang berkembang dan mana opini yanng tidak berkembang. Hal ini disebut quasi-statistical sense karena orang mempunyai perasaan terhadap presentase penduduk untuk dan terhadap posisi-posisi tertentu. Asumsi kedua, adalah bahwa orang menyesuaikan pengungkapan opini mereka terhadap persepsi-persepsi ini.

0 Responses

Posting Komentar

About

Random Post