Komunikasi Non Verbal dalam Interaksi Manusia
Oleh:
Atang Fauzi
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Komunikasi non verbal
sering kali kita lakukan pada kegiatan sehari-hari, tetapi kita belum terlalu
memahami bagaimana komunikasi non verbal tersebut terjadi. komukasi non verbal
mempunyai peranan yang sangat besar bagi perkembangan komunikasi terutama bagi
orang yang mempunyai kekurangan dalam berkomunikasi seperti orang tuna rungu
dan lain-lain.
Komunikasi nonverbal
juga berguna dalam proses belajar mengajar juga dalam kehidupan sehari-hari,
oleh karena itu kita harus lebih memahami apa yang dimaksud dengan komunikasi
non verbal sehingga kita dapat lebih terampil dan memanfaatkan komunikasi non
verbal secara tepat. dari berbagai fungsi dan manfaat komunikasi non verbal
sangat diperlukan dalam berkomunikasi antar sesama manusia
1.2.Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.2.1 Apa pengertian
komunikasi non verbal ?
1.2.2 Apa fungsi
komunikasi non verbal ?
1.2.3 Bagaimana
prilaku komunikasi non verbal dalam interaksi sosial?
1.2.4 Apa saja
bentuk-bentuk komunikasi non verbal ?
1.3.
Tujuan Penulisan
Tujuan kami melakukan penulisan ini yaitu Untuk memperlengkap tugas-tugas
dari makalah ini dan sehingga dapat dipresentasikan dan dipelajari bersama
sama. Walaupun didalam penulisan ini masih banyak kesalahan diharapkan kita
semua dapat memahaminya dan memperbaikinya bersama-sama.
1.4. Manfaat Penulisan
1.3.1 Untuk memahami
pengertian komunikasi non verbal beserta fungsinya.
1.3.2
Untuk mengetahui bentuk komunikasi non verbal dan mengamati pada prilaku
komunikasi non verbal dalam interaksi sosial.
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Komunikasi Non verbal
Komunikasi non
verbal adalah setiap informasi atau emosi dikomunikasikan tanpa menggunakan
kata-kata atau nonlinguistik. Komunikasi nonverbal mempunyai makna jauh lebih
penting daripada apa yang kita katakan. Ucapan atau ungkapan klise seperti
“sebuah gambar sama nilainya dengan seribu kata” menunjukkan bahwa alat-alat
indra yang kita gunakan untuk menangkap isyarat-isyarat nonverbal berbeda dari
hanya kata-kata yang kita gunakan. Salah satu dari beberapa alasan yang
dikemukakan oleh Richard L. Weaver II (1993) bahwa kata-kata pada umumnya
memicu salah satu sekumpulan alat indra seperti pendengaran. sedangkan komunikasi nonverbal dapat memicu sejumlah
alat indra seperti penglihatan, penciuman, perasaan untuk menyebutkan beberapa.
Dengan sejumlah alat indra yang terangsang akan merespon isyarat-isyarat
nonverbal secara emosional, sedangkan reaksi mereka kepada hanya kata-kata
lebih bersifat rasional. Nonverbal cenderung lebih kepada otak kanan yang
bersifat efektif atau emosional. Kata-kata cenderung lebih kepada otak kiri
yang bersifat kongnitif atau rasional.
B. Fungsi
komunikasi nonverbal
Komunikasi
nonverbal dapat menjalankan fungsi penting. Periset nonverbal
mengindentifikasi enam fungsi utama (ekman, 1965;
Knapp, 1978).
1.
Untuk
menekankan
Kita menggunakan komunikasi nonverbal untuk
menonjolkan atau menekankan bagian dari pesan verbal. Misalnya saja, mungkin
tersenyum untuk menekankan kata atau ungkapan tertentu, atau dapat memukulkan
tangan ke meja untuk menekankan suatu hal tertentu.
2.
Untuk
melengkapi atau Complement
Untuk memperkuat warna atau sikap umum yang
dikomunikasikan oleh pesan verbal. Jadi, anda mungkin tersenyum ketika
menceritakan kisah lucu atau menggeleng-gelengkan kepala ketika menceritakan
ketidak jujuran seseorang.
3.
Untuk
menunjukkan kontradiksi
Kita secara sengaja mempertentangkan pesan verbal kita
dengan gerakan nonverbal. Contohnya anda dapat menyilangkan jari anda atau
mengedipkan mata untuk menunjukkan bahwa apa yang anda katakan tidak benar.
4.
Untuk
mengatur
Gerak-gerik nonverbal dapat mengendalikan atau
mengisyaratkan keinginan anda untuk mengatur arus pesan verbal. Mengerutkan
bibir, mencondongkan badan kedepan atau membuat gerakan tangan untuk
menunjukkan bahwa anda ingin mengatakan sesuatu merupakan contoh-contoh dari fungsio mengatur ini. Anda mungkin
juga mengangkat tangan anda atau meyuarakan jeda contoh menggunakan kata “emm”
untuk memperlihatkan bahwa anda belum selesai bicara.
5.
Untuk
mengulangi
Kita dapat mengulangi atau merumuskan ulang makna dari
pesan verbal. Misalnya, anda dapat menyertai pernyataan verbal “apa benar?”
dengan mengangkat alis mata anda atau anda dapat menggerakkan kepala atau
tangan untuk mengulangi pesan verbal “ayo kita pergi”
6.
Untuk
menggantikan
Komunkasi nonverbal juga dapat menggantikan pesan
verbal. Misalnya, “oke” dengan tangan anda tanpa berkata apa-apa. Anda dapat
menganggukan kepala untuk mengatakan “iya” atau menggelengkan kepala untuk
mengatakan “tidak”.
C. Perilaku nonverbal dalam interaksi sosial
Pada tahun 1972
Wiener, Devoe, Rubinow, dan Geller menulis sebuah artikel penting berpendapat
bahwa kebanyakan penelitian dimasa lalu menyamakan perilaku nonverbal dengan
komunikasi verbal. Perhatian utamanya ialah ada pihak penerima atau reciever
dan arti yang diberikannya bagi perilaku nonverbal. Para penulis ini memiliki
keprihatinan karena pendekatan-pendekatan psikologis cenderung menganggap
setiap perilaku nonverbal yang diberi arti tertentu oleh pihak penerima menjadi
komunikatif. Setiap kali orang menyilangkan kakinya tidaklah berarti orang itu
mengkomunikasikan sesuatu. Secara analogis, para penulis menunjukkan bahwa hanya karena seseorang
menyimpulkan sekelompok awan tebal dan hitam merupakan isyarat turunnya hujan,
tidaklah berarti awan itu berkomunikasi akan turunnya hujan. Komunikasi
nonverbal merupakan bagian dari perilaku nonverbal dan terjadi apabila
perilaku-perilaku nonverbal dapat ditafsirkan dalam konteks sosial mengenai
bahasa yang berlaku.
Secara
psikologis, perilaku-perilaku nonverbal ditafsirkan sebagai ekspresi keadaan
individu seperti emosi individu. Orang merasa sedih yaitu sebagai emosi
internal, dan oleh karena itu ia menangis yaitu sebagai perilaku nonverbal. Ia
merasa bahagia, maka ia tersenyum. Dalam komunikasi antar pribadi para
komunikator menginterpretasikan masing-masing perilaku nonverbal pihak lain
sebagai ”pesan-pesan” yang dikeluarkan atau disampaikan seseorang untuk memberikan
kepada pihak lain apa yang ia rasakan.
D. Bentuk-bentuk
Komunikasi Nonverbal
Terdapat bentuk-bentuk komunikasi nonverbal seperti
kinesics dan paralanguange:
a.
Kinesics
Suatu nama teknis bagi study mengenai gerakan tubuh digunakan dalam
komunikasi. Gerakan tubuh merupakan perilaku nonverbal dimana komunikasi
terjadi melalui gerakan tubuh seseorang atau bagian-bagian tubuh. Gerakan tubuh
meliputi kontak mata, ekspresi wajah, gerak isyarat, postur atau perawakan dan
sentuhan.
1.
Kontak
mata
Mengacu sebagai pandangan atau tatapan, ialah bagaimana berapa banyak
atau berapa sering kita melihat pada orang dengan siapa kita berkomunikasi. Kontak
mata menyampaikan banyak makna, hal ini menunjukkan apakah kita menaruh
perhatian dengan orang yang berbicara dengan kita. Bagaimana kita melihat atau
menatap pada seseorang dapat menyampaikan rangkaian emosi seperti marah, takut,
atau rasa sayang.
2.
Ekspresi
wajah
Merupakan pengaturan dari otot-otot muka untuk berkomunikasi dalam
keadaan emosional atau reaksi pada pesan-pesan. Ekspresi wajah
kita terutama penting dalam menyampaikan keenam dasar eemosi yaitu kegembiraan,
kesedihan, kejutan, ketakutan, kemarahan, dan kemuakan.
3. Emosi
Ada orang yang
menyembunyikan emosi dengan baik, sedangkan yang lainnya seperti buku yang
terbuka sehingga semua orang dapat melihatnya. Emosi merupakan
kecenderungan-kecenderungan yang dirasakan terhadap rangsangan. Karena emosi
itu adalah perasaan dan perasaan adalah emosi akan digunakan secara silih
berganti dalam arti yang sama (Weaver II, 1993).
Apabila kita mengalami
emosi terutama yang kuat, maka akan muncul perubahan-perubahan secara badaniah.
4. Gerak
isyarat
Gerak isyarat atau gesture
merupakan gerakan tangan, lengan, dan jari-jari yang kita gunakan untuk
menjelaskan atau untuk menegaskan. Seperti halnya, apabila seseorang mengatakan
“letakkan buku itu” atau “dengarkan saya”, dengan gerak jari telunjuk, memukul
meja dengan tinju, atau gerak isyarat lainnya untuk memperkuat komunikasi
verbal.
5. Sikap
badan
Sikap badan atau posture
merupakan posisi dan gerakan tubuh. Istilah lainnya untuk sikap badan dalam
bahasa Indonesia adalah postur dan untuk selanjutnya disebut postur. Postur
berfungsi untuk menyampaikan informasi mengenai adanya penuh perhatian, rasa
hormat, dan kekusaan. Postur dapat juga mengandung pikiran-pikiran mengenai
kekuasaan dengan mengisyaratkan dominasi secara halus. Berdir tegak, terutama
bagi orang tubuhnya tinggi, dan menatap seseorang secara langsung dapat dilihat
sebagai mengintimidasi. Cara atau gaya berjalan tertentu yang mengandung
keyakinan atau percaya diri dan kekuasaan, dan ada gaya berjalan yang
mengisyaratkan sifat lemah, dan sifat patuh.
6. Sentuhan
Sentuhan atau touch
secara formal sebagai haptics, sentuhan ialah menempatkan bagian
dari tubuh dalam kontak dengan sesuatu. Ini adalah bentuk pertama dari
komunikasi nonverbal yang kita alami. Perilaku menyentuh merupakan aspek
fundamental komunikasi nonverbal pada umumnya dan mengenai perkenalan diri atau
self-presentation. Melalui sentuhan kita mengkomunikasikan macam-macam
emosi dan pesan.
b. Paralanguange
Paralanguange
atau vocalics adalah “suara” nonverbal apa yang kita dengar bagaimana
sesuatu dikatakan. Paralanguange mempunyai empat utama karakteristik vokal-pitch,
volume, rate, quality-kita dapat melengkapi, menambah, atau
mempertentangkan makna terkandung oleh bahasa mengenai pesan kita.
1. Pola
Titinada/pitch
Merupakan tinggi atau
rendahnya nada vokal dan mengubah volume suara untuk mempertegas gagasan,
menunjukkan pertanyaan, dan memperlihatkan kegugupan.
2. Volume
Merupakan kerasnya atau
lembutnya nada. Contoh, orang berbicara keras apabila ingin didengar dalam
keadaan gaduh atau berisik; mereka bisa menaikkan volume suaranya apabila
sedang marah.
3. Kecepatan/rate
Mengacu kepada
kecepatan pada saat orang berbicara. Orang cenderung berbicara lebih cepat
apabila sedang berbahagia, terkejut, gugup, atau sedang gembira.
4. Kualitas
Merupakan bunyi dari
suara seseorang. Setiap suara manusia memiliki nada yang berbeda: beberapa
suara bersifat serak, suara yang tidak enak atau tidak menyenangkan, suara yang
bersifat nyaring, suara seperti tertahan di leher.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi
nonverbal menggunakan komunikasi dalam menggerakan body kita untuk berkomunikasi terhadap manusia. Seperti
menggunakan isyarat bahasa tubuh kita menggerakkan kepala, menggunakan tangan
atau jari kita untuk menunjuk sesuatu. Komunikasi nonverbal juga lebih
mengutamakan perasaan, sentuhan, emosi, dan ekspresi wajah.
3.2
Kritk dan Saran
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca terutama dosen mata kuliah ini. Agar dapat pembuatan makalah
selanjutnya menjadi lebih baik. Atas kritik dan sarannya saya ucapkan
terimakasih
Posting Komentar