NASKAH PIDATO
Oleh: Atang Fauzi
السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ
وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ
Puji dan syukur marilah kita
sama-sama panjatkan ke dzat Allah Rabbul Ghofur, berkat Rahmat dan inayahnya kita semua bisa bertatap muka, berkumpul bersama ditempat ini. Shalawat dan salam semoga
tetap tercurah limpahkan ke Junjunan alam, pemimpin umat islam, pembela
kebenaran, pencegah kemungkaran, dan penegak keadilan yaitu Habibana Wanabiyyana Muhammad SAW.
Tidak lupa juga kepada para
sahabatnya, para tabiin dan tabi’atya, dan semoga sampai kepada kita semua
selaku umatnya. Amin Ya Allah Ya Rabbal Alamin.
Hadirin yang saya Hormati dan
saya cintai, pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan satu
materi, yakni tentang “Mengenal Rabbul Ijjati”
Sebelumnya saya akan bertanya kepada
teman-teman. “teman-teman yakin akan adanya Tuhan? Kenapa yakin? Apa
sebabnya?.”
Setiap orang pasti akan menjawab, saya
yakin adanya Tuhan karena ada bukti ciptaannya seperti langit, bumi dan seluruh
isinya. Ya itulah setiap orang islam apabila ditanya tentang keberadaan tuhan
jawabannya akan seperti itu.
Ada seorang murid dari seorang ulama dan
filosof kenamaan di Turki bernama Muhammad Fethullah Gulen, dijelaskan dalam
bukunya yang berjudul “Islam Rahmatan Lilalamin” seorang murid bertanya kepada
Gulen. Pak, katanya Tuhan itu ada, tapi kenapa kita tidak bisa melihatnya?
Dari pertanyaan tersebut lalu gulen
menjawab dengan analogi sederhana “Kalian tahu yang namanya kuman? Serempak
sang murid menjawab ya. Apakah kalian dapat melihatnya? Mungkin iya kalian
dapat melihatnya dengan bantuan mikroskup atau alat penglihat bakteri lainnya.”
kuman yang begitu kecil dan kita selaku manusia mempunyai batas penglihatan dan
pendengaran sehingga tidak dapat mendengar suara dan melihat bentuknya, namun mahluk se kecil itu
dapat menggerogoti gigi manusia, tanpa terasa tiba-tiba gigi sudah menjadi
bolong gara- gara sikuman tersebut, namun apakah kuman yang ada digigi kita
bisa melihat kita? Tentu tidak, sang kuman hanya dapat melihat objek yang ada
didepan matanya, begitu juga dengan manusia, manusia hanyalah mahluk kecil,
pantaskah apabila ingin melihat Tuhan yang maha besar?
Sebagaimana Allah SWT telah menjelaskan
dalam surah Al- An’am (6) : 103.
لَا تُدْرِكُهُ
الْأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصَارَ ۖ وَهُوَ
اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
Artinya: “ia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat
melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha
Mengetahui.” (QS: Al-An'am Ayat: 103)
Analogi lainnya yang meyakinkan kita bahwa tuhan kita itu ada,
Teman-teman tahu yang namanya setrum? Apakah kalin dapat melihatnya? Lalu
nagaimana cara membuktikan bahwa setrum itu benar-benar ada?
“karena
strum, kipas angin muter, berkat setrum lampu nyala, sebab setrum AC dingin”.
Walaupun kita tidak bisa melihat yang namanya strum, tapi kita tahu bahwa
strum itu benar-benar ada karena ada hasil yang telah dilakukan oleh yang
namanya strum, kalau dalam bahasa tauhidnya adalah “Wujudihi Kaadanmihi” yang
atinya Adanya karena tidak adanya.
Terimaksih hanya itu yang bias saya sampaikan, kurang dan lebihnya saya
mohon maaf, ditutup dengan sebuah pantun.
Jalan jalan ke tanah sunda
Setelah itu lalu ke pulau
dewata
Wahai saudara yakinlah Tuhan
itu ada
Karena mustahil adanya yang
tercipta tanpa pencipta.
وَ السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Posting Komentar