Unknown
A.     Karakteristik Penelitian Kualitatif
Metode kualitatif memiliki beberapa sifat khas, yaitu penekanan pada lingkungan yang alamiah (naturalistic setting), induktif (inductive), fleksibel (flexible), pengalaman langsung (direct experience), kedalaman (indepth), proses, menangkap arti (verstehen), keseluruhan (wholeness), partisipasi aktif dari partisipan dan penafsiran (interpretation).[1]  Menurut Merguerite, bahwa Penelitain kualitatif diciri-khaskan dengan sifat fleksibel, naturalistik dalam pengumpulan data dan tidak menggunakan standar instrumen.[2] Beberapa karakteristik penelitian kualitatif yang menonjol, antara lain sebagai berikut :
1. Natural Setting
Ciri utama metode penelitian kualitatif adalah penekanannya pada lingkungan yang alamiah. Alamiah (natural) berarti bahwa data yang diperoleh dengan cara berada di tempat di mana penelitian itu dibuat.[3] Jadi, topik penelitian kualitatif diarahkan pada kondisi asli apa adanya, sesuai dengan di mana, dan kapan subjek penelitian berada. Dengan demikian sasaran penelitian berada dalam posisi kondisi asli seperti apa adanya secara alami tanpa rekayasa penelitian.
Alamiah juga berarti bahwa konteks dan situasi subjek penelitian dipahami dan diuraikan secara jelas dan luas sehingga pembaca merasa benar-benar berada dan terlibat di dalamnya.[4] Peneliti harus mampu dan apik dalam mediskripsikan penelitiannnya. Kemampuan peneliti melakukan yang demikian akan membawa para pembaca untuk ikut terlibat di dalamnya. Karena latar dan setting agama, politik, sosial dan budaya jika didiskripsikan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dengan bahasa yang baik lagi benar akan mampu menghipnotis pembaca untuk merasa ikut terlibat dalam suasana tersebut. Oleh karena itu kehadiran seorang peneliti di tempat penelitiannya secara penuh akan mampu mengahdirkan penelitiannya secara jelas dan tanpa dibut-buat.[5]


2.  Induktif
Penelitian kualitatif menekankan pada analisis induktif. Data yang dikumpulkan bukan dimaksudkan untuk mendukung atau menolak hipotesis penelitian, tetapi abstraksi disusun sebagai kekhususan yang telah terkumpul dan dikelompokkan melalui proses pengumpulan data yang dilakukan secara teliti.
Induktif biasanya dimulai dengan mengobservasi sasaran penelitian secara rinci menuju generalisasi dan ide-ide yang abstrak. Dikatakan juga bahwa cara induktif berawal dari suatu fakta dan realita.[6] Adapun tujuan dari induktif adalah untuk menemukan pola-pola atau tema-tema hasil analisa data yang diperoleh lewat wawancara. Cara induktif berbeda dengan deduktif . Deduktif bertitik tolak  dari hal yang umum menuju yang khusus, dari asumsi dan hipotesis ke realita dan fakta.[7]
3.      Fleksibel
Fleksibel berarti terbuka terhadap kemungkinan penyesuaian terhadap keadaan yang selalu berubah dan memungkinkan perolehan pengertian mendalam. Peneliti harus terhindar dari formalitas yang kaku yang menutup kemungkinan bila peneliti memiliki kebebasan dan fleksibel terhadap situasi yang ada dan cukup kreatif menyesuaikan diri dengan keadaan.[8]
Juga dalam penelitian kualitatif, desain disusun secara lentur dan terbuka disesuaikan dengan kondisi sebenarnya yang dijumpai di lapangan. Penelitian tidak menerima desain yang ditentukan secara apriori karena tidak tepat dalam menghadapi realitas dari berbagai masalah yang sebelumnya tidak diketahui.
Penelitian kualitatif harus melihat situasi dan kondisi penelitian. Jika terjadi perubahan ketika penelitian berlangsung, maka penelitian pun harus menyesuaikan diri. Artinya segala bentuk pengumpulan data harus dilakukan kembali hingga data diperoleh lebih komplit sesuai dengan perubahan situasi dan kondisi saat penelitian.


4.      Keseluruhan (wholeness)
J. Amos Hatch menjelaskan dalam bukunya – Doing Qualitative Research in Education Setting – sebagai berikut:
“Qualitative work starts with the assumtion that social setting ate unique, dynamic, and complex. Qualitative methods provides mean whereby social contexts can be systematically examined as a whole, without breaking them down into isolated, incomplete, and disconnected variables.[9]
Jadi, termasuk ciri khas penelitian kualitatif adalah kontek sosialnya dapat diperiksa secara menyeluruh, tanpa menjadikannya terisolir, tidak lengkap dan menjadi variabel terputus.
5.      Pengertian Mendalam (verstehen)
Artinya, metode ini hendak mempelajari bagaimana orang mengerti sesuatu. Pada prinsipnya manusia selalu mengungkapkan diri dalam bentuk simbol-simbol. Simbol ini memiliki arti. Untuk itu wawancara merupakan media yang penting untuk menangkap pemahaman dan pengertian orang atas simbol-simbol yang digunakan.[10]
6.      Fokus pada Makna (Centrality of Meaning)
Penelitian kualitatif memusatkan pada kegiatan ontologis, sehingga data yang dikumpulkan terutama berupa kata-kata, kalimat atau gambar memiliki makna yang lebih nyata daripada sekedar angka atau frekuensi.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti kadang-kadang berhadapan dengan data-data yang berbentuk simbol-simbol, manuskrip-manuskrip berbahasa simbolik, yang mana data-data tersebut harus didalami maknanya secara mendalam dan fokus. Dalam penelitian kebudayaan, agama, sosial dan sejarah sering kali didapati data-data semacam relief, gambar ukiran, patung dan lain sebagainya.



Daftar Pustaka:
Raco, Dr. J. R . M.E., M.Sc. Metode Penelitian Kualitatif; Jenis, karakteristik dan Keunggulan, Jakarta:Grasindo
Hatch, J. Amos, , Doing Qualitative Research in Education Setting,  (New York: State University of New York Press, 2002
odico, Marguerite G. at all, Methods in Educational Research: From Theory to Practice, San Francisco:Wiley,2010.




[1] Dr. J. R .Raco, M.E., M.Sc. Metode Penelitian Kualitatif; Jenis, karakteristik dan Keunggulan, (Jakarta:Grasindo), h. 56.
[2] Marguerite G. Lodico, at all, Methods in Educational Research: From Theory to Practice, (San Francisco:Wiley,2010), h. 112.
[3] Ibid h. 113.
[4] Marguerite G. Lodico, at all, Methods in Educational Research: From Theory to Practice, (San Francisco:Wiley,2010), h. 57.
[5] Ibid h. 58
[6] Marguerite G. Lodico, at all, Methods in Educational Research: From Theory to Practice, (San Francisco:Wiley,2010), h. 59.
[7] Ibid
[8] Ibid h. 59-60
[9] J. Amos Hatch, Doing Qualitative Research in Education Setting,  (New York: State University of New York Press, 2002), h. 9.
Artinya: "Pekerjaan kualitatif dimulai dengan asumsi bahwa setting sosial yang unik, dinamis, dan kompleks. Metode kualitatif menyediakan makna dimana konteks sosial dapat sistematis diperiksa secara keseluruhan, tanpa merusaknya menjadi terisolir, tidak lengkap, dan variabel terputus”
[10] Ibid h. 62
0 Responses

Posting Komentar

About

Random Post