Unknown



“kita sering berpendapat bahwa yang dilakukan oleh kita itu baik, padahal belum tentu baik menurut orang lain. Untuk itu kita harus bisa terbuka atas saran yang diberikan oleh orang lain”. Atang Fauzi.



Egois.. ya sebuah kata yang sering diungkapkan oleh seseorang yang apabila melihat temannya selalu ingin menang sendiri, semua pendapat dirinya dianggap yang paling benar dan cenderung tidak pernah mau menerima saran atau masukan dari orang lain.
Ada sebuah kisah yang diangkat dari sebuah film boolywood yang berjudul The Milionar Arm, sebuah kisah sukses sang tokoh utama yang merupakan  manager baseball di Amerika Serikat, sebut saja namanya Mr. Jobs. ia type orang yang sangat pekerja keras, demi apapun yang ia mimpikan dan demi untuk mendapatkan uang ia rela mengorbankan hari harinya untuk bekerja, mungkin memang takdir ia yang menekan bahwa ia harus bekerja keras, hal ini disebabkan karena di dunia ini ia hanya hidup sendiri, tak ada keluarga yang bisa menemaninya, ketika tumbuh menjadi dewasa ia sudah ditinggal oleh kedua orang tuanya dan iapun tidak memilki satupun saudara, untuk itu hidup ia adalah perjuangan untuk mencapai kesuksesan, ia selalu bermimpi bahwa dengan fokus bekerja ia mamu mendapatkan apa yang diinginkannya.
Rumah mewah dan luas, mobil sport yang bagus dengan mudah ia dapatkan, tapi sayang ada satu hal yang belum bisa ia dapatkan yaitu cinta. Rumah besar mobil mewah hanya dinikmati sendirian, walaupun ia sudah cukup tua dan selayaknya harus sudah mempunyai pendamping hidup, tapi karena pekerjaannya ia tidak pernah memikirkan kearah sana, hidupnya ditakdirkan untuk fokus dalam bisnisnya, semua kesempatan dan peluang ia manfaatkan.
Ada satu wanita cantik yang tinggal tidak jauh dari rumahnya namanya Brenda, ia merupakan salah satu dokter muda yang baru tiga bulan bekerja, setiap mau berangkat ke rumah sakit ia selalu melambaikan tangan ke arah Mr. Jobs, tidak jarang brenda juga main kerumah Mr. Jobs dengan alasan meminjam sesuatu, padahal brenda sedang mencoba menaruh  perhatian pada Mr. Jobs dan ia memendam rasa cinta, namun sayang Mr. Jobs tidak begitu sadar akan hal itu, ia hanya menganggap brendasebagai tetangga biasa.
Suatu waktu perusahaan milik Mr. Jobs  mengalami krisis, investor yang kerap kali bersamanya kini memutuskan kontraknya, dan talent baseball yang hebat hasil didikan dia pindah ke management lain karena bayarannya lebih mahal.
Tinggal satu tallent yang tersisa namanya Popo, pada saat itu ia menjadi pemain baseball terbaik di Amerika Serikat, Mr. Jobs beserta teamnya menaruh harapan besar kepada Popo, namun sayang popo pun demikian ia ditawar mahal oleh management lain, popo siap bertahan di bawah management milik Mr. Jobs dengan syarat bayarannya sama dengan yang ditawarkan management satu lagi, disitu Mr. Jobs tidak sanggup membayar, karena memang kondisinya sedang krisis, yang pada akhirnya tallent dibawah managementnya habis tak tersisa.
Stres, bingung terus menghantui dirinya, setiap malam ia tidak bisa tidur dengan tenang karena terus memikirkan karirnya, setiap hari ia menelpon beberapa perusahaan besar untuk menjadi Investor dan sponsornya, namun tidak ada satupun yang berhasil, namun entah mengapa ketika ia menonton tayangan Boice yang merupakan penyanyi pada ajang  Americans Got Tallent, walaupun ia sudah tua tapi suaranya mampu menghipnotis ribuan penonton, seketika itu juga tayangan tersebut memabakar semangat Mr. Jobs. Dan ia mendapatkan ide yang sangat brilian, yaitu membuat kompetisi baseball, ia ingin memulai dari awal dan mencari talent talent baru.
Keesokannya ia mempresentasikannya ke satu investor asal korea, dengan syarat ia melakukan program yang ia tawarkannya dalam waktu satu tahun. Mr. Jobs merasa tertantang karena tidak memiliki pilihan lagi, ia harus secepatnya melaksanakan ajang pencarian bakat basebaal tersebut.
India... ya Negara pertama yang menjadi sasaran Mr. Jobs mengadakan ajang ini, kemacetan, kesulitan birokrasi, penduduk yang padat menjadi sebuah tantangan bagi dirinya, sistem dan adat yang berbeda membuat ia bingung dalam menyesuaikan, Ameriaka yang cenderung disiplin dan lancar dalam segala urusannya, kini ia harus menyesuaikan dengan sistem dan kebiasaan yang berada di india, susah sekali untuk tepat waktu, namun dengan kebiasaan kerja kerasnya  ia tidak mau membuang-buang waktu, bergerak cepat dan tidak ada waktu istirahat baginya, terus berkeliling ke tiap kota untuk mencari bakat bakat baseball.
Awalnya ia merasa pesimis, karena sudah tiga kota ia kunjungi belum ada satupun yang lolos, namun ia menaruh harapan pada kota ke empat, yaitu mumbai, disitu ada beberpa orang yang memiliki pukulan yang bagus, yang pada akhirnya didapatlah dua orang pemain baseball yang akan dibawa ke Amerika  bernama Amir dan Dinerkhan.
anak desa yang baru melihat kemegahan Amerika merasa canggung dengan gaya hidup yang ada, membuat dirinya kurang percaya diri. Mr, Jobs yang masih mengalami banyak tekanan untuk bisnisnya membuat ia egois dan dua pemain baseball ini harus patuh sepenuhnya akan apa yang ia perintahkan, ia tidak pernah diberikan kesempatan dan support untuk menjadikan dirinya percaya diri, yang akhirnya mereka gagal.
Investor yang mendukungnya seketika itu juga langsung menarik diri, namun ia tidak ingin perjuangannya musnah sia-sia, ia merenung dan memikirkan sebetulnya apa kesalah yang membuat ia gagal? Disela sela perenungannya datangnya brenda ke rumahnya dan tanpa diminta Mr. Jobs langsung bercerita tentang pekerjaannya, melihat kondisi seperti itu brenda langsung mengatakan bahwa kesalahan utamanya ada pada sifat ego yang dimiliki oleh Mr. Jobs.
Brenda selalu menaruh perhatian pada Mr. Jobs, tapi tidak satu pun perhatian yang dikasih Mr. Jobs kepada Brenda. Brenda selalu yang melambaikan tangan pertama ketika melihat Mr. Jobs, tetapi Mr. Jobs hanya melambaikan dengan ekpresi biasa, brenda selalu tersenyum manis ketika bertemu dengan Mr. Jobs, tetapi ia hanya membalas dengan sedikit senyuman. Ia tak pernah menyadari bahwa ada rasa cinta yang besar yang diberikan oleh Brenda kepada Mr. Jobs. Hal tersebut dikarenakan karena ego yang dimiliki oleh Mr. Jobs.
Hal tersebut mengingatkan Mr jobs. Bahwa anak asuhnya telah bekerja keras berlatih dengan baik, namun tidak pernah satu kalipun mendapat dukungan dan motisivasi dari dirinya, sehinga ia tidak memiliki rasa percaya diri.
Setelah itu Mr. Jobs lagsung mempelajari psikologi yang dimiliki oleh kedua tallentnya tersebut dan selalu mendampingi setiap latihan dan memberiakn dukungan setrta perhatian yang lebih, menjadiakan ia cinta terhadap kedua tallentnya ini. Sampai ia berhasil menjadi pemain terbaik di Amerika dan mengalahkan popo yang merupakan tallent yang telah menghianati dirinya.


0 Responses

Posting Komentar

About

Random Post