Unknown
BNN Gandeng Blogger dan Jurnalis Antisipasi Masuknya Narkoba Baru

CatatanAffaz. Depok. Setelah mengajak berbagai elemen masyarakat mulai dari guru, mahasiswa hingga siswa sekolah dalam mensosialisasikan jenis dan bentuk narkoba baru, sekaligus bahaya penyalahgunaan narkoba, Badan Narkotika Nasional (BNN) kini menggandeng Komunitas Blogger dan Jurnalis Kota Depok.


BNN kembali menggelar Focus Group Discussion (FGD), yang diikuti puluhan blogger dan jurnalis Kota Depok di Sekretariat Pusat Gerakan Nurani Nusantara (GANN), di Cinere, Depok (28/5/2014).
Kasie Media Tradisional Deputi Bidang Pencegahan BNN, Ahmad Soleh mengungkapkan bahwa media sosial dan media massa merupakan medium yang sangat efektif untuk menyebarkan informasi seputar narkoba.
Karenanya, kali ini, BNN menggandeng Komunitas Blogger dan Jurnalis Kota Depok untuk sama-sama menyebarkan informasi bahaya narkoba ini.
Diharapkan dengan kiprah para blogger dan jurnalis ini, maka terwujudnya Indonesia yang bebas narkoba bukanlah hal mustahil.
"Peran serta blogger dan pers, bagi saya sangat penting karena dapat membantu menginformasikan bahaya narkoba ini," ujar Ahmad dalam acara FGD, Rabu.
Ketua Umum GANN, Fariza Irawady yang merupakan partner BNN dalam acara ini mengapresiasi langkah inovatif BNN, yang melibatkan para blogger dan jurnalis dalam upaya pencegahan dan penyalahgunaan narkoba.
"Diharapkan mereka dapat meneruskan informasi yang mereka dapatkan melalui blog maupun media massa," kata Fariza yang juga menjadi narasumber dalam acara FGD ini.
Menurutnya situs yang digunakan para blogger yakni blogspot.com, kini menempati posisi keempat dalam daftar situs yang paling banyak diakses oleh masyarakat Indonesia. Blogspot berada dibawah Google, Facebook dan Youtube.
"Sehingga saya rasa peranan para blogger dalam menyebarkan informasi bahaya narkoba akan cukup efektif, terutama jika kita menyasar anak muda," katanya.
Pemaparan yang diberikan oleh BNN dalam FGD dinilai oleh para peserta yakni blogger dan jurnalis, disampaikan dengan sangat baik.
"Penyampaiannya efektif dan menarik, sehingga tidak jenuh. Dengan adanya simulasi dan contoh mengenai bahaya narkoba ini, menjadi lebih mudah bagi kami memahaminya," kata Adi Onez, wartawan situs radio streaming lapanenam.com.
Hal senada disampaikan Retno, jurnalis dari Radar Depok. Menurutnya dengan FGD ini dirinya menjadi paham dan tahu tentang bahaya narkoba dan jenis-jenis narkoba baru yang ada di indonesia.
"Semoga kegiatan ini digelar rutin, dan menjangkau masyarakat yang lebih luas lagi," katanya.
Menurutnya ia siap berpartisipasi dalam pencegahan bahaya narkoba setidaknya melalui tulisan dan informasi dampak dan bahaya narkoba di media massa tempatnya bekerja.
"Kegiatan ini jadi bekal kami dalam peliputan masalah-masalah narkoba di masyarakat," katanya.
Unknown
Orang paling menakuti yang namanya penyakit, karena dengan penyakit semuanya jadi terasa hambar, makanan yang lezatpun terasa basi bagi orang yang sakit, aktifitas yang awalnya menyenangkan menjadi suram ketika ditemani dengan penyakit, dan banyak orang yang mengeluh karena sakit, iya rela menggelontorkan uangnya demi suatu yang namanya kesembuhan.
Tapi saya menyadari rasa sakit kadang ada hubungan kausalitas dengan rasa cinta, karena ketika kita sakit, orang orang yang dekat dengan kita akan meluapkan rasa cinta dan kasih sayangnya seratus kali lipat lebih besar dari sebelumnya.
Yang jadi permasalahan adalah apakah untuk memperoleh kasih sayang dan cinta dari orang yang kita sayangi, harus melalui sakit terlebih dahulu?
Sungguh aneh, tapi memang itu realita yang terjadi, ketika kita sakit maka banyak orang orang yang merasa tidak mau kehilangan.
Bukannya saya mengajarkan untuk mendapatkan cinta dan kasih sayang dengan jalan sakit, akan tetapi ketika kita sehat, maka jangan pernah berharap mendapatkan kasih sayang dan perhatian lebih dari orang.
Yakinlah disetiap saat kita selalu disayangi dan diperhatikan oleh tuhan yang maha kuasa.
Unknown

CATATAN, DEPOK - Dalam beberapa tahun terakhir sejumlah kasus narkoba di Indonesia, ditemui telah menyasar siswa SD dan TK sebagai korban atau penyalahgunanya.

Untuk mencegah dan mengantisipasi hal itu terulang kembali, Badan Narkotika Nasional (BNN) melakukan sosialisasi ke sejumlah tenaga pendidik taman kanak-kanak dengan menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Kecamatan Cinere di Sekretariat Pusat Gerakan Nurani Nusantara (GANN), di Cinere, Depok, Rabu (21/5/2014).

Raudhatul Athfal adalah lembaga pendidikan setara dengan TK yang dikeloka dibawah Kementerian Agama. Lembaga ini diperuntukkan bagi anak-anak usia dini dibawah 6 tahun.

Direktur Diseminasi Informasi Badan Narkotika Nasional (BNN) Gun Gun Siswandi mengungkapkan bahwa FGD ini bertujuan memberikan pencerahan kepada masyarakat, agar mengenali bentuk narkoba dan menyadari bahayanya.

"Seorang guru dalam mengasuh anak didiknya tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah sebagai pendidik dan memberikan pembelajaran formal saja. Namun bisa menyebarkan bahaya Narkoba kepada lingkungan keluarga dan sekitar. Karena itu harus dilakukan sedini mungkin," kata Siswandi saat menggelar FGD di Sekertariat GANN, Cinere, Depok, Rabu (21/5/2014).

Fariza Irawady, Ketua Umum Gerakan Nurani Nusantara (GANN) yang merupakan mitra sosialisai BNN dalam menyebarkan bahaya narkoba, mengatakan sosialisi kepada para pendidik atau guru TK ini sangat penting karena dalam beberapa tahun terakhir ditemui kasus penyalahguna narkoba yang mulai menyasar siswa TK dan SD.

"Dibeberapa kasus ada anak SD dan TK yang sudah menggunakan narkoba. Itulah mengapa guru TK sudah harus mengetahui bentuk kamuflase narkoba serta bahayanya. Diharapkan mereka dengan cara sederhana dapat terus mengingatkan murid dan para orang tuanya akan bahaya narkoba," kata Fariza yang dalam kesempatan itu juga menjadi nara sumber.

Ia mengungkapkan apresiasinya kepada BNN yang begitu intensif menggaet berbagai komponen masyarakat untuk melakukan penyebaran informasi bahaya narkoba dan cara menghindarinya.

''Saya yakin dengan program BNN yang agresif dalam bentuk Focus Group Discussion ini, semakin banyak masyarakat yang siap menjadi relawan pencegahan bahaya narkoba," katanya.

Karenanya ia berharap para guru tidak berhenti pada dirinya sendiri saja ketika mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, dampak dan bahaya berbagai jenis narkoba. "Tapi menyebarkan baik kepada anak didik, orangtuanya serta lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar," kata Fariza.(bum)

About

Random Post